Minggu, 16 Agustus 2015

Manfaatkan Lahan "Nganggur", PT KAI Bangun Trade Center di Samping Stasiun Jatinegara



KOMPAS.com - PT KAI, melalui anak usahanya, yakni PT Kereta Api Property Management (KAPM), akan membangun sebuah gedung empat lantai tepat di samping Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. Pembangunan tersebut bertujuan untuk menambah lahan parkir tambahan, akses keluar-masuk penumpang, dan kios-kios tambahan yang terhubung langsung dengan Pasar Rawa Bening atau Jakarta Gems Center."Dibuat empat lantai, yang lantai paling bawah untuk flow penumpang stasiun dan pedestrian. Kita buat kosong. Nanti lantai kedua jadi parkir motor. Penumpang di Stasiun Jatinegara yang sulit parkir motor disiapkan parkir di lantai dua," kata Direktur Pengembangan Usaha PT Kereta Api Property Management Ari Mulyono kepada Kompas.com, Minggu (16/8/2015) di Jakarta.Kapasitas tempat parkir di lantai dua diperkirakan bisa menampung sampai 250 sepeda motor. Sedangkan untuk lantai tiga dan empat, dikhususkan menjadi kios-kios yang nantinya bisa dipakai oleh pedagang batu akik dari Pasar Rawa Bening.
Di lantai tiga dan empat ini sendiri, ada sky bridge atau jembatan yang di dalamnya juga berisikan kios-kios. Jembatan itu membentang sampai ke lantai atas bangunan Pasar Rawa Bening. Pembangunan yang bekerja sama dengan PD Pasar Jaya ini merupakan optimalisasi pemanfaatan lahan kosong milik PT KAI di Jakarta.

Proyek serupa, yaitu membangun aset PT KAI di lahan kosong, telah dilaksanakan sebelumnya di luar Jakarta, seperti di Purwokerto dan Surabaya. "Untuk saat ini, masih pembuktian dulu di Jakarta. Kita ingin ambil lahan-lahan PT KAI. Ada banyak sih. Lahan-lahan di Stasiun Commuter ya, dari Tanjung Barat atau di daerah yang lahannya bisa untuk dijadikan properti strategis. Kalau kita bangun, secara keekonomiannya baik untuk ke depannya," tutur Ari.

Pembangunan Trade Center di samping Stasiun Jatinegara itu ditargetkan selesai dalam waktu 10 bulan.

KA Transportasi Masa Depan, "Program Merdeka", PT KAI Gratiskan 113 Tiket PSO



PURWOKERTO, (PRLM).- PT KAI (Persero) akan menggratiskan tiket 113 perjalanan KA Lokal/ jarak dekat bersubsidi (PSO) tepat pada hari Kemerdekaan RI Senin (17/8/2015).Layanan tiket gratis bertajuk "Program Merdeka" tersebut mencakup 100 perjalanan KA Lokal bersubsidi di Jawa dan 13 perjalanan KA Lokal bersubsidi di Sumatera."Program tiket gratis ini akan diberlakukan khusus untuk hari Senin (17/8) untuk keberangkatan mulai pukul 08.00 - 17.00 WIB," kata Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Jawa Tengah Surono Jumat (14/8)."Kapasitas KA Prameks akan disesuaikan dengan jenis rangkaiannya,"ujar Surono.(Selain untuk KA lokal bersubsidi, program naik kereta api gratis ini juga diberikan untuk KRL Commuter Line di Jabodetabek.Sementara untuk KA Bandara Kualanamu, Medan pada hari yang sama akan diberikan "Diskon Kemerdekkaan" sebesar 70 persen.Sementara KA Prameks, KA KA Lokal bersubsidi (PSO) yang akan diberikan layanan tiket gratis. Meski tidak semua jam keberangkatan KA Prameks digratiskan. "Yang menjadi acuan gratis adalah jadwal keberangkatan dari suatu stasiun antara pukul 08.00 - 17.00 WIB,"jelas Surono.

Sedangkan untuk jadwal keberangkatan KA Prameks sebelum pukul 08.00 dan sesudah pukul 17.00 WIB tetap akan diberlakukan tarif normal.

Mengenai jadwal keberangkatan dari Stasiun Kutoarjo, layanan tiket gratis akan diberlakukan untuk KA Prameks rute Kutoarjo - Yogya - Solo keberangkatan pukul 08.45.

Sementara untuk KA Prameks keberangkatan pukul 06.15 dan pukul 19.05 dari Kutoarjo tetap berlaku tiket normal seperti biasa.

Selain KA Prameks rute Kutoarjo- Yogya- Solo, layanan tiket gratis juga diberikan untuk KA Prameks rute Solo- Yogya pp. "Total ada 9 perjalanan KA Prameks yang akan mendapat fasilitas tiket gratis ini, sesuai jam keberangkatannya,"katanya.

Meskipun tidak dipungut biaya, calon penumpang yang ingin menikmati program ini tetap harus melakukan pembelian tiket dengan harga Rp.0 di loket stasiun.

Seperti hari- hari biasa, jumlah penumpang juga akan dibatasi sesuai kapasitas maksimum kereta.

Saat ini ada dua macam rangkaian KA Prameks, masing- masing adalah rangkaian KRD dengan kapasitas 800 penumpang dan KRDI dengan kapasitas 450 penumpang.

--

KOMPAS. com - Pemerintah pusat dan pemerintah daerah mulai membangun transportasi kereta api secara besar-besaran. Di lima pulau besar, pembangunan itu mulai dilakukan dari kajian kelayakan hingga konstruksi fasilitas kereta api. Tahun ini, pemerintah juga akan membangun kereta ringan metropolitan dan kereta cepat di Jakarta.

Pembangunan kereta cepat massal (mass rapid transit/MRT) yang telah dimulai tahun 2013 juga segera dilanjutkan dengan pembuatan terowongan kereta dalam waktu dekat.

Laporan dari sejumlah daerah yang dihimpun Kompas, sejak pekan lalu hingga Minggu (9/8/2015), memperlihatkan antusiasme pemerintah daerah untuk mewujudkan transportasi kereta api. Saat ini, di sejumlah daerah telah dimulai studi kelayakan di beberapa tempat yang belum memiliki transportasi kereta api hingga penambahan kapasitas di sejumlah daerah yang telah memiliki fasilitas kereta api.

Rp 18 triliun

Pencangkulan pertama proyek KA di Indonesia dilakukan tahun 1864 dan hingga kini atau lebih dari 150 tahun kemudian belum mengalami kemajuan besar. Namun, jika proyek-proyek saat ini diselesaikan, perubahan besar dunia kereta api akan terjadi.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, untuk mendukung proyek tersebut, pemerintah akan mengucurkan anggaran hingga Rp 18 triliun.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko menegaskan, kereta api adalah angkutan massal yang akan menjadi tulang punggung transportasi nasional pada masa depan. Saat ini, angkutan kereta baru mengangkut 7 persen penumpang dan mengangkut 0,8 persen barang. Targetnya pada tahun 2019, kereta mengangkut 14 persen penumpang dan 6 persen barang.

Antusiasme daerah

Kepala Satuan Kerja Proyek Kereta Api Trans-Sumatera di Aceh dari Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Abdul Kamal, mewakili Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Sumbagut Hendy Siswanto, menilai, Pemprov Aceh serius mewujudkan pembangunan kereta api yang akan menyambungkan Aceh dan Sumut.

Pemprov Aceh telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Aceh yang disusun Pemprov Aceh dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Di Palembang, Sumatera Selatan, PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Sumatera Selatan-Lampung terus meningkatkan kapasitas lintas dengan membangun rel ganda, menambah stasiun, hingga menambah lokomotif dan gerbong. Saat ini, rel ganda sepanjang 102 kilometer Tanjung Enim-Tanjung Rambang sudah selesai dibangun. PT KAI telah mengalokasikan dana Rp 7 triliun untuk meningkatkan infrastruktur kereta api Sumatera Selatan-Lampung.

Kepala PT KAI Divisi Regional III Sumatera Selatan-Lampung Wawan Ariyanto mengatakan, ditargetkan tahun 2019 seluruh jalur sepanjang 400 kilometer Palembang-Lubuk Linggau dan 400 kilometer Palembang-Lampung itu sudah berupa rel ganda. Di jalur selatan, Jawa Tengah, menurut Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi V Purwokerto Surono, mereka telah mengaktivasi jalur kereta yang menghubungkan Stasiun Kroya dengan stasiun di kawasan Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.

Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pemerintah setempat berencana membangun rel KA sepanjang 425 kilometer dari Kabupaten Murung Raya hingga Kabupaten Kapuas. Untuk mendukung keberlanjutan pembangunan itu, perda telah disusun dan peletakan batu pertama direncanakan pada rangkaian kegiatan perayaan 17 Agustus ini.

 Untuk menjamin hal itu, Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian dari Puruk Cahu-Bangkuang-Batanjung telah diselesaikan bersama DPRD.
Di Sulawesi, sejak pencanangan dimulainya pembangunan pada 12 Agustus tahun lalu, proyek jalur KA Trans-Sulawesi ruas Makassar-Parepare, kini, memasuki tahap pembersihan lahan. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Sulsel Masykur A Sulthan memastikan tahun ini pembangunan fasilitas kereta api akan dimulai.

Di Papua Barat, pemerintah akan memulai studi kelayakan pembangunan kereta api tahun ini untuk jalur Sorong-Manokwari sepanjang 390 kilometer. Setelah itu akan dilakukan desain detail hingga konstruksi dan diharapkan bisa selesai 2019.

Di Kalimantan Timur, pembebasan lahan untuk rel kereta api penumpang sudah dikerjakan di ruas Balikpapan-Samarinda atau 20 persen dari keseluruhan.


Sementara itu, Pemprov Papua memprioritaskan pembukaan jalur kereta api dari Sentani menuju Kota Jayapura sepanjang 45 kilometer.

Arus Balik di Wilayah KAI Purwokerto Menurun, Stasiun Purwokerto berangkatkan 71.696 penumpang selama Lebaran



Stasiun Purwokerto memberangkatkan 71.696 penumpang terhitung sejak H-7 hingga H+8 Lebaran 2015, kata Manajer Komunikasi Perusahaan PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Surono."Jumlah tersebut menunjukan adanya kenaikan sebesar 22 persen dibanding periode yang sama Lebaran tahun sebelumnya. Pada Lebaran 2014 tercatat hanya 58.766 penumpang," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis."Penurunan volume penumpang KA Prameks itu disebabkan perbedaan jenis kereta yang digunakan," katanya."Jumlah penumpang yang diberangkatkan dari Stasiun Bumiayu pada masa angkutan Lebaran 2015 sebanyak 5.690 orang sedangkan pada tahun 2014 hanya 2.672 orang. Sementara penumpang yang diberangkatkan dari Stasiun Slawi selama angkutan Lebaran 2015 mencapai 6.021 orang sedangkan tahun 2014 hanya 2.595 orang," jelasnya.Sementara untuk volume penumpang KA jarak jauh yang diberangkatkan dari seluruh stasiun di wilayah PT KAI Daop 5 pada periode yang sama, kata dia, mencapai 203.573 orang atau naik 1 persen dari masa angkutan Lebaran 2014 yang berjumlah 201.299 penumpang.Akan tetapi untuk penumpang KA Lokal Prameks, lanjut dia, pada masa angkutan Lebaran 2015 turun 13 persen dari masa angkutan Lebaran 2014.

Menurut dia, volume penumpang KA Prameks pada masa angkutan Lebaran 2015 hanya sebesar 19.787 orang sedangkan lebaran tahun 2014 mencapai 22.785 orang.


Ia mengatakan bahwa pada Lebaran 2014, KA Prameks masih menggunakan rangkaian lama (non-AC) yang berkapasitas 800 penumpang sedangkan pada masa angkutan Lebaran 2015 telah menggunakan rangkaian kereta rel diesel elektrik (KRDE) baru yang dilengkapi penyejuk udara (AC) namun kapasitasnya hanya 450 penumpang.

Lebih lanjut, Surono mengatakan bahwa selain Stasiun Purwokerto, ada dua stasiun lain di wilayah PT KAI Daop 5 yang mengalami lonjakan pemberangkatan penumpang selama masa angkutan Lebaran 2015, yakni Bumiayu yang sebesar 113 persen dan Slawi yang mencapai 132 persen.


Menurut dia, peningkatan volume penumpang yang diberangkatkan dari Stasiun Purwokerto, Bumiayu, dan Slawi disumbang oleh KA Kamandaka jurusan Purwokerto-Semarang yang rata-rata mencapai 2.200 orang per hari.

Dalam hal ini, kata dia, KA Kamandaka yang semula hanya satu kali perjalanan Purwokerto-Semarang pergi pulang, pada Lebaran 2015 telah tiga kali pergi pulang dan setiap pemberangkatan membawa tujuh gerbong penumpang dengan kapasitas 740 orang.
--

Rimanews - Volume penumpang kereta api pada arus balik H2+1 Lebaran 2015 yang berangkat dari wilayah PT Kereta Api Daerah Operasi 5 Purwokerto menurun, kata Manajer Komunikasi Perusahaan PT KAI Daop 5 Purwokerto Surono.

dari Stasiun Kebumen mencapai 1.573 orang sedangkan tahun sebelumnya hanya 1.370 orang dan Stasiun Gombong mencapai 1.303 orang atau meningkat dari H2+1 Lebaran 2014 yang sebanyak 1.234 orang.

"Stasiun-stasiun yang mengalami penurunan volume penumpang arus balik pada H2+1 Lebaran 2015 di antaranya Stasiun Kutoarjo dan Stasiun Kroya," katanya.
"Volume penumpang arus balik pada H2 Lebaran atau hari Sabtu (18/07/2015) di Stasiun Besar Purwokerto mencapai 4.537 orang sedangkan di Stasiun Kutoarjo sebanyak 3.726 orang," katanya.

Ia mengatakan bahwa volume penumpang arus balik dari Stasiun Kutoarjo pada H2+1 Lebaran 2014 mencapai 6.615 orang sedangkan pada tahun 2015 hanya 4.538 orang.

Sementara di Stasiun Kroya, kata dia, volume penumpang arus balik pada H2+1 Lebaran 2014 mencapai 1.576 orang sedangkan pada tahun 2015 hanya 1.274 orang.


Ia memperkirakan puncak arus balik di Stasiun Besar Purwokerto akan berlangsung pada H2+8 atau hari Minggu (26/07/2015) dengan volume penumpang mencapai kisaran 5.500 orang.