Kamis, 17 September 2015

Demi Mendorong Ekonomi Daerah, Jalur Non Aktif Purwokerto-Wonosobo Perlu Dibangun



Beritaempat – Pengamat Kereta Api Djoko Setijowarno mengemukakan, PT Kereta Api ingin membuka jalur yang non aktif, rencananya membangun jalur kereta api sepanjang 90 km yang melewati empat kabupaten yakni Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo untuk mendorong perekonomian daerah.

“Tahun ini akan baru dimulai pembangunan trace dan DED. Nantinya jalur ini akan memiliki sekitar 12 stasiun dan 13 halte, dan masih terdapat sisa bangunan stasiun dan Halte yang perlu dibenahi,” kata Djoko pada keterangan pers yang diterima Beritaempat.com, Kamis, (17/9).

Menurut Djoko, proyek pembangunan ini kembali jalur kereta api yang terputus ini memiliki potensi yang cukup bagus dalam menumbuhkan perekonomian di daerah.

“Dari hasil survey yang saya kumpulkan bahwa pengguna jasa kereta api ada sekitar 72,64 persen, pengguna bus sekitar 27,32 persen, dan pengguna sepeda motor hanya mencapai 74,2 persen.

Oleh karena itu, potensi permintaan perjalanan lintas Purwokerto-Purbalingga mampu mengangkut sebanyak 308-455 orang per hari. Sedangkan mengangkut penumpang dari Jakarta bisa mencapai 700-1.813 orang/hari.

“Jika share modal KA dengan pengguna bus adalah 50 persen, maka terdapat potensi angkutan orang ke Bandung yang dapat dilayani dengan 4 kereta di hari kerja dan 5 kereta di hari libur. Untuk melayani keberangkatan kereta menuju ke Jakarta dapat kereta yang disiapkan sektiar 7 kereta pada hr kerja dan 19 kereta untuk hari libur. Dengan dua jadwal pemberangkatan dan jenis layanan yang berbeda,” tuturnya.

Disampin itu, dari setiap rangkaian gerbong yang mampu diangkut PT KA bisa mencapai 5 persen atau 37,4 ribu per hari. Jika dikonversi dalam satuan gerbong kurang lebih 622 gerbong.

“Apabila dalam satu rangkaian KA mampu membawa 30 gerbong, maka potensi yang mampu diperoleh setiap 16 rangkaian lebih besar. Potensi angkutan terbesar dan berpotensi yang bagus untuk jalur KA, mengingat infrastruktur jalan koridor Purwokerto-Wonosobo kurang mendukung harusnya perlu adanya perbaikan serta pembangunan jalur untuk menghubungkan disetiap kota tersebut,” tandasnya.

(Yohanes Abimanyu)
--

PT KAI Siap Operasikan Angkutan Semen Produksi PT STAR

TRIBUNJOGJA.COM, PURWOKERTO - PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan mulai mengoperasikan angkutan semen Bima produksi PT STAR (Sinar Tambang Artha Lestari) di Ajibarang, Banyumas pada 1 Oktober 2015.

Menjelang tenggat waktu persiapan, sejumlah pembangunan infrastruktur terus dikebut. Angkutan semen menggunakan kereta api ini akan sangat membantu mengurangi kepadatan dan kemacetan di jalan raya.

Corporate Communication Manager PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono mengatakan, saat ini pembangunan infrastruktur loading area di stasiun Kretek, Kabupaten Brebes terus dikebut oleh PT KALOG anak perusahaan PT KAI yang menangani angkutan semen ini.

Loading area ini meliputi seaway seluas 6000 meter pesegi dan bangunan over kaping seluas 2.960 meter pesegi untuk transit muatan semen dari truk ke kereta api.

Pembangunan infrastruktur loading area tersebut saat ini telah mencapai 70 persen.

"Kami optimis pekerjaan ini akan selesai sesuai target 25 September, sehingga operasional angkutan semen Bima bisa dimulai per 1 Oktober. Rencananya dari lokasi pabrik di Ajibarang, semen Bima akan diangkut menggunakan truk ke stasiun Kretek. Kemudian di stasiun Kretek semen tersebut dipindahkan ke angkutan KA," jelas Surono, Senin (14/9/2015).

Untuk tahap awal angkutan semen Bima dengan KA ini baru ke satu stasiun tujuan, yakni ke Klari, Karawang.

Volume angkutan pada tahap awal ini baru 800 ton per 2 hari sekali yang akan diangkut menggunakan 20 gerbong dalam 1 rangkaian KA. Masing- masing gerbong berkapasitas 40 ton.

"Selanjutnya secara bertahap volume dan tujuan angkutan semen Bima dengan KA ini akan terus ditingkatkan. Disamping ke tujuan Klari untuk distribusi Jabar dan DKI, angkutan semen Bima dengan KA ini juga akan dilakukan ke tujuan Bangil (Jawa Timur), Tangerang (Jawa Barat) dan. Semarang," lanjut Surono.

Proyeksi volume angkutan semen Bima dengan kereta api pada tahun 2016 akan mencapai 2.500 ton perhari. Sedangkan pada 2017 volume angkutan semen Bima diproyeksikan mencapai 3.500 - 4.000 ton per harinya.

Untuk mengangkut semen sebanyak itu nantinya dibutuhkan setidaknya 5 rangkaian KA setiap harinya yang berangkat dari stasiun Kretek.

Dengan kapasitas tiap KA masing- masing 800 ton menggunakan rangkaian 20 gerbong . PT KAI Rencanakan Perpanjangan Rute KA Joglo Ekspres

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana melakukan perpanjangan rute KA Joglo Ekspres. Rute yang semula hanya Solo-Yogya akan diperpanjang hingga Purwokerto.

Hal ini dilakukan untuk menagkomodir keinginan pelanggan PT KAI.

Corporate Communication Manager PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Gatut Sutiyatmoko mengatakan, sebagai bentuk peningkatan pelayanan kepada pengguna setia jasa perkeretaapian, maka rencananya rute KA Joglo dalam waktu dekat akan dilanjutkan hingga Purwokerto.

"Semula rutenya hanya Solo-Yogya pergi pulang (PP) dengan memanfaatkan rangkaian idle (rangkaian istirahat) KA Joko Tingkir. Beberapa waktu yang lalu banyak masukan dari penumpang yang disampaikan ke Costumer Service kami mengenai pengadaan rute KA hingga Purwokerto. Nah, bertepatan dengan HUT Kereta api pada 28 September nanti, rencananya secara resmi KA Joglo akan beroperasi hingga Purwokerto," jelas Gatut, Rabu (9/9/2015).

Mengenai tarif yang diberlakukan, Gatut menjelaskan, untuk Solo-Yogya tetap sama yakni Rp 20 ribu. Sementara untuk Yogya-Purwokerto sebanyak Rp 50 ribu dan Solo-Purwokerto Rp 70 ribu.

"Namun untuk resminya, kami masih menunggu keputusan dari Kantor Pusat. Hal ini sudah kami bahas bersama Daop 5 dan hasilnya sudah disampaikan. Diharapkan dalam minggu ini sudah ada keputusan," katanya. (tribunjogja.com).

KAI Berlakukan "Tarif Murah" Rute Purwokerto-Yogyakarta

Stasiun Purwokerto



Bisnis.com, SEMARANG - PT Kereta Api Indonesia kembali membuka tarif khusus yang lebih murah untuk KA eksekutif, bisnis dan ekonomi komersial pada rute Purwokerto-Yogyakarta.

Sebelumnya, perseroan pelat merah ini membuka tarif khusus pada rute Kutoarjo- Yogya- Solo untuk beberapa KA eksekutif dan bisnis pada Juli lalu.

Corporate Communication Manager PT KAI Daop 5 Purwokerto Surono mengatakan pembukaan tarif khusus pada rute Purwokerto-Yogyakarta/ Lempuyangan (pulang-pergi) ini untuk menjawab tingginya permintaan masyarakat pada angkutan kereta api pada rute tersebut.

Adapun, jenis kereta meliputi KA eksekutif Taksaka, KA bisnis Fajar Utama dan Senja Utama Yogya serta KA ekonomi komersial Bogowonto dan Gajahwong untuk rute Purwokerto- Yogya/ Lempuyangan atau sebaliknya (Yogya/ Lempuyangan-Purwokerto).

“Tarif khusus itu mulai berlaku pada Kamis (20/8/2015) besok,” paparnya dalam rilis yang diterima, Rabu (19/8/2015).

Dia memaparkan harga tiket dengan tarif khusus tersebut masing-masing hanya Rp100.000 untuk KA eksekutif Taksaka, Rp80.000 untuk KA bisnis Fajar Utama dan Senja Utama Yogya, serta Rp60.000 unttuk KA Bogowonto dan Gajahwong.

Surono menjelaskan yang membedakan tiket dengan tarif khusus dengan tiket reguler adalah tempat penjualan dan waktu pembelian.

Jika tiket reguler bisa dibeli sejak H-90 di seluruh channel penjualan tiket KA (eksternal/ internal), tiket tarif khusus hanya bisa dibeli di loket stasiun pada saat hari keberangkatan (go show).

Penjualan tiket dengan tarif khusus ini akan dibuka 2 jam sebelum jadwal keberangkatan kereta api di loket stasiun.

“Dapat dibeli 2 jam sebelum jadwal keberangkatan kereta api dimaksud di loket stasiun,”.

Di Stasiun Purwokerto, lanjutnya, penjualan tiket dengan tarif khusus  untuk KA Taksaka Siang akan dibuka mulai pukul 12.00 WIB, KA Fajar Utama mulai pukul 09.42 WIB dan KA Gajahwong mulai pukul 10.07 WIB.

Adapun jadwal KA malam dengan tarif khusus masing- masing KA Taksaka Malam akan dibuka mulai pukul 23.55 WIB, KA Senja Utama Yogya mulai pukul 22.26 WIB dan KA Bogowonto mulai pukul 00.57 WIB.
--

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Setelah memberikan tarif khusus pada rute Kutoarjo-Yogya-Solo PP untuk beberapa KA Eksekutif dan Bisnis sejak 21 Juli lalu, PT KAI kembali membuka tarif khusus untuk KA Eksekutif, Bisnis dan Ekonomi komersial dengan rute Purwokerto-Yogyakarta PP.

''Pemberlakuan tarif khusus untuk rute tersebut, dilayani mulai Kamis (20/8). Sedangkan KA yang disediakan, terdiri dari KA eksekutif Taksaka, KA Bisnis Fajar Utama dan Senja Utama Yogya, serta KA ekonomi komersial Bogowonto dan Gajahwong untuk rute Purwokerto-Yogya/Lempuyangan,'' jelas Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Surono, Rabu (19/8).

Dengan diberlakukannya tarif khusus, maka sistem tiket yang berlaku tidak seperti tiket reguler dengan sistem jauh-dekat harga tiket sama. Untuk KA kelas eksekutif Taksaka, harga tiketnya sebesar Rp 100.000. Untuk KA bisnis Fajar Utama dan Senja Utama Rp 80.000, sedangkan untuk KA ekonomi KA Bogowonto dan Gajahwong tarifnya Rp 60.000.

Meski demikian Surono menyebutkan, pembelian tiket dengan harga tarif khusus tersebut tidak bisa dilayani melalui pemesanan. ''Tiket tarif khusus hanya bisa dibeli di loket stasiun dua jam sebelum keberangkatan KA. Tentunya, dengan syarat masih ada tempat duduk yang tersisa,'' katanya.

Di stasiun Purwokerto, penjualan tiket dengan tarif khusus untuk KA Taksaka Siang dibuka mulai pukul 12.00, KA Fajar Utama mulai pukul 09.42 dan KA Gajahwong mulai pukul 10.07. Sedangkan untuk KA malam dengan tarif khusus masing- masing KA Taksaka Malam akan dibuka mulai pukul 23.55, KA. Senja Utama Yogya mulai pukul 22.26 dan KA Bogowonto mulai pukul 00.57.

Selain rute Purwokerto-Yogya/ Lempuyangan PP, PT KAI juga menjual tiket dengan tarif khusus untuk rute Banjarpatroman-Tasikmalaya-Bandung PP. Pada rute ini, harga tarif khusus untuk kelas eksekutif Turangga, Lodaya dan Malabar sebesar Rp 70.000. Sementara untuk kelas bisnis seperti KA Lodaya, Malabar dan Mutiara Selatan Rp 60.000, dan KA kelas ekonomi KA Malabar Rp 50.000.
--
KA Joglo Ekspres Jangkau Purwokerto

Solopos.com, SOLO — PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional (Daops) VI/Yogyakarta berencana memperpanjang rute kereta api (KA) Joglo Ekspres mulai 28 September 2015. Hal ini mengingat angka keterisian kursi (load faktor) KA tersebut masih rendah.

Corporate Communications Manager PT KAI Daops VI/Yogyakarta, Gatut Sutiyatmoko, menyampaikan selama ini KA Joglo Ekspres melayani rute Stasiun Solo Balapan-Stasiun Tugu Jogja. Namun, load factor KA ekonomi AC ini masih rendah, yakni kurang lebih 40%. PT KAI pun berencana memperpanjang rute KA tersebut untuk meningkatkan angka penumpang.

“Rute KA Joglo Ekspres akan diperpanjang dari Solo-Jogja menjadi Solo-Purwokerto dan namanya berubah menjadi KA Joglokerto Ekspres. Perpanjangan rute ini akan dilakukan pada 28 September, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-70 PT KAI,” ungkap Gatut saat dihubungi Solopos.com, Minggu (6/9).

Dia menerangkan KA ini akan berjalan sekali dalam sehari dengan memanfaatkan KA idle Jaka Tingkir. Menurut rencana, KA ini berangkat pada pukul 06.15 WIB dari Stasiun Solo Balapan dan tiba di Purwokerto pada pukul 09.50 WIB. Kemudian KA kembali berangkat menuju Solo pada pukul 10.35 WIB dan tiba di Kota Bengawan pukul 14.39 WIB.

Gatut menjelaskan meski rute KA ini diperpanjang tapi harga tiket untuk rute Solo-Jogja tetap Rp20.000 per penumpang. Tiket dari Jogja menuju Purwokerto dijual Rp50.000 sehingga harga tiket Solo-Purwokerto senilai Rp70.000.

Dia berharap rute baru ini mampu memberi pilihan dan mengakomodir kebutuhan masyarakat mengenai kebutuhan transportasi massal yang nyaman dan cepat. “Dengan dioperasikannya perpanjangan rute ini diharapkan load factor bisa naik menjadi 85% mengingat tarif lebih murah dan waktu tempuh lebih cepat jika dibandingkan moda transportasi darat lainnya,” kata Gatut.

Launching KA ini akan dilakukan di Stasiun Solo Balapan yang dihadiri oleh pejabat internal PT KAI, pemerintah kota, dan tokoh masyarakat. Sementara itu, mulai Senin (7/9/2015) PT KAI mulai melayani penjualan tiket senilai Rp70.000 untuk lebih dari 70.000 kursi yang disediakan untuk KA eksekutif, KA bisnis, dan KA ekonomi non-PSO (public service obligation).

Promo KAI Serba 70 ini memungkinkan pelanggan menikmati tarif promo dengan pemesanan tiket dan keberangkatan pada 7-28 September selama tempat duduk promo masih ada.

Minggu, 16 Agustus 2015

Manfaatkan Lahan "Nganggur", PT KAI Bangun Trade Center di Samping Stasiun Jatinegara



KOMPAS.com - PT KAI, melalui anak usahanya, yakni PT Kereta Api Property Management (KAPM), akan membangun sebuah gedung empat lantai tepat di samping Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. Pembangunan tersebut bertujuan untuk menambah lahan parkir tambahan, akses keluar-masuk penumpang, dan kios-kios tambahan yang terhubung langsung dengan Pasar Rawa Bening atau Jakarta Gems Center."Dibuat empat lantai, yang lantai paling bawah untuk flow penumpang stasiun dan pedestrian. Kita buat kosong. Nanti lantai kedua jadi parkir motor. Penumpang di Stasiun Jatinegara yang sulit parkir motor disiapkan parkir di lantai dua," kata Direktur Pengembangan Usaha PT Kereta Api Property Management Ari Mulyono kepada Kompas.com, Minggu (16/8/2015) di Jakarta.Kapasitas tempat parkir di lantai dua diperkirakan bisa menampung sampai 250 sepeda motor. Sedangkan untuk lantai tiga dan empat, dikhususkan menjadi kios-kios yang nantinya bisa dipakai oleh pedagang batu akik dari Pasar Rawa Bening.
Di lantai tiga dan empat ini sendiri, ada sky bridge atau jembatan yang di dalamnya juga berisikan kios-kios. Jembatan itu membentang sampai ke lantai atas bangunan Pasar Rawa Bening. Pembangunan yang bekerja sama dengan PD Pasar Jaya ini merupakan optimalisasi pemanfaatan lahan kosong milik PT KAI di Jakarta.

Proyek serupa, yaitu membangun aset PT KAI di lahan kosong, telah dilaksanakan sebelumnya di luar Jakarta, seperti di Purwokerto dan Surabaya. "Untuk saat ini, masih pembuktian dulu di Jakarta. Kita ingin ambil lahan-lahan PT KAI. Ada banyak sih. Lahan-lahan di Stasiun Commuter ya, dari Tanjung Barat atau di daerah yang lahannya bisa untuk dijadikan properti strategis. Kalau kita bangun, secara keekonomiannya baik untuk ke depannya," tutur Ari.

Pembangunan Trade Center di samping Stasiun Jatinegara itu ditargetkan selesai dalam waktu 10 bulan.

KA Transportasi Masa Depan, "Program Merdeka", PT KAI Gratiskan 113 Tiket PSO



PURWOKERTO, (PRLM).- PT KAI (Persero) akan menggratiskan tiket 113 perjalanan KA Lokal/ jarak dekat bersubsidi (PSO) tepat pada hari Kemerdekaan RI Senin (17/8/2015).Layanan tiket gratis bertajuk "Program Merdeka" tersebut mencakup 100 perjalanan KA Lokal bersubsidi di Jawa dan 13 perjalanan KA Lokal bersubsidi di Sumatera."Program tiket gratis ini akan diberlakukan khusus untuk hari Senin (17/8) untuk keberangkatan mulai pukul 08.00 - 17.00 WIB," kata Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Jawa Tengah Surono Jumat (14/8)."Kapasitas KA Prameks akan disesuaikan dengan jenis rangkaiannya,"ujar Surono.(Selain untuk KA lokal bersubsidi, program naik kereta api gratis ini juga diberikan untuk KRL Commuter Line di Jabodetabek.Sementara untuk KA Bandara Kualanamu, Medan pada hari yang sama akan diberikan "Diskon Kemerdekkaan" sebesar 70 persen.Sementara KA Prameks, KA KA Lokal bersubsidi (PSO) yang akan diberikan layanan tiket gratis. Meski tidak semua jam keberangkatan KA Prameks digratiskan. "Yang menjadi acuan gratis adalah jadwal keberangkatan dari suatu stasiun antara pukul 08.00 - 17.00 WIB,"jelas Surono.

Sedangkan untuk jadwal keberangkatan KA Prameks sebelum pukul 08.00 dan sesudah pukul 17.00 WIB tetap akan diberlakukan tarif normal.

Mengenai jadwal keberangkatan dari Stasiun Kutoarjo, layanan tiket gratis akan diberlakukan untuk KA Prameks rute Kutoarjo - Yogya - Solo keberangkatan pukul 08.45.

Sementara untuk KA Prameks keberangkatan pukul 06.15 dan pukul 19.05 dari Kutoarjo tetap berlaku tiket normal seperti biasa.

Selain KA Prameks rute Kutoarjo- Yogya- Solo, layanan tiket gratis juga diberikan untuk KA Prameks rute Solo- Yogya pp. "Total ada 9 perjalanan KA Prameks yang akan mendapat fasilitas tiket gratis ini, sesuai jam keberangkatannya,"katanya.

Meskipun tidak dipungut biaya, calon penumpang yang ingin menikmati program ini tetap harus melakukan pembelian tiket dengan harga Rp.0 di loket stasiun.

Seperti hari- hari biasa, jumlah penumpang juga akan dibatasi sesuai kapasitas maksimum kereta.

Saat ini ada dua macam rangkaian KA Prameks, masing- masing adalah rangkaian KRD dengan kapasitas 800 penumpang dan KRDI dengan kapasitas 450 penumpang.

--

KOMPAS. com - Pemerintah pusat dan pemerintah daerah mulai membangun transportasi kereta api secara besar-besaran. Di lima pulau besar, pembangunan itu mulai dilakukan dari kajian kelayakan hingga konstruksi fasilitas kereta api. Tahun ini, pemerintah juga akan membangun kereta ringan metropolitan dan kereta cepat di Jakarta.

Pembangunan kereta cepat massal (mass rapid transit/MRT) yang telah dimulai tahun 2013 juga segera dilanjutkan dengan pembuatan terowongan kereta dalam waktu dekat.

Laporan dari sejumlah daerah yang dihimpun Kompas, sejak pekan lalu hingga Minggu (9/8/2015), memperlihatkan antusiasme pemerintah daerah untuk mewujudkan transportasi kereta api. Saat ini, di sejumlah daerah telah dimulai studi kelayakan di beberapa tempat yang belum memiliki transportasi kereta api hingga penambahan kapasitas di sejumlah daerah yang telah memiliki fasilitas kereta api.

Rp 18 triliun

Pencangkulan pertama proyek KA di Indonesia dilakukan tahun 1864 dan hingga kini atau lebih dari 150 tahun kemudian belum mengalami kemajuan besar. Namun, jika proyek-proyek saat ini diselesaikan, perubahan besar dunia kereta api akan terjadi.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan, untuk mendukung proyek tersebut, pemerintah akan mengucurkan anggaran hingga Rp 18 triliun.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko menegaskan, kereta api adalah angkutan massal yang akan menjadi tulang punggung transportasi nasional pada masa depan. Saat ini, angkutan kereta baru mengangkut 7 persen penumpang dan mengangkut 0,8 persen barang. Targetnya pada tahun 2019, kereta mengangkut 14 persen penumpang dan 6 persen barang.

Antusiasme daerah

Kepala Satuan Kerja Proyek Kereta Api Trans-Sumatera di Aceh dari Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Abdul Kamal, mewakili Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Sumbagut Hendy Siswanto, menilai, Pemprov Aceh serius mewujudkan pembangunan kereta api yang akan menyambungkan Aceh dan Sumut.

Pemprov Aceh telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 58 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Perkeretaapian Aceh yang disusun Pemprov Aceh dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Di Palembang, Sumatera Selatan, PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional III Sumatera Selatan-Lampung terus meningkatkan kapasitas lintas dengan membangun rel ganda, menambah stasiun, hingga menambah lokomotif dan gerbong. Saat ini, rel ganda sepanjang 102 kilometer Tanjung Enim-Tanjung Rambang sudah selesai dibangun. PT KAI telah mengalokasikan dana Rp 7 triliun untuk meningkatkan infrastruktur kereta api Sumatera Selatan-Lampung.

Kepala PT KAI Divisi Regional III Sumatera Selatan-Lampung Wawan Ariyanto mengatakan, ditargetkan tahun 2019 seluruh jalur sepanjang 400 kilometer Palembang-Lubuk Linggau dan 400 kilometer Palembang-Lampung itu sudah berupa rel ganda. Di jalur selatan, Jawa Tengah, menurut Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi V Purwokerto Surono, mereka telah mengaktivasi jalur kereta yang menghubungkan Stasiun Kroya dengan stasiun di kawasan Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap.

Di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pemerintah setempat berencana membangun rel KA sepanjang 425 kilometer dari Kabupaten Murung Raya hingga Kabupaten Kapuas. Untuk mendukung keberlanjutan pembangunan itu, perda telah disusun dan peletakan batu pertama direncanakan pada rangkaian kegiatan perayaan 17 Agustus ini.

 Untuk menjamin hal itu, Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian dari Puruk Cahu-Bangkuang-Batanjung telah diselesaikan bersama DPRD.
Di Sulawesi, sejak pencanangan dimulainya pembangunan pada 12 Agustus tahun lalu, proyek jalur KA Trans-Sulawesi ruas Makassar-Parepare, kini, memasuki tahap pembersihan lahan. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Sulsel Masykur A Sulthan memastikan tahun ini pembangunan fasilitas kereta api akan dimulai.

Di Papua Barat, pemerintah akan memulai studi kelayakan pembangunan kereta api tahun ini untuk jalur Sorong-Manokwari sepanjang 390 kilometer. Setelah itu akan dilakukan desain detail hingga konstruksi dan diharapkan bisa selesai 2019.

Di Kalimantan Timur, pembebasan lahan untuk rel kereta api penumpang sudah dikerjakan di ruas Balikpapan-Samarinda atau 20 persen dari keseluruhan.


Sementara itu, Pemprov Papua memprioritaskan pembukaan jalur kereta api dari Sentani menuju Kota Jayapura sepanjang 45 kilometer.

Arus Balik di Wilayah KAI Purwokerto Menurun, Stasiun Purwokerto berangkatkan 71.696 penumpang selama Lebaran



Stasiun Purwokerto memberangkatkan 71.696 penumpang terhitung sejak H-7 hingga H+8 Lebaran 2015, kata Manajer Komunikasi Perusahaan PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto Surono."Jumlah tersebut menunjukan adanya kenaikan sebesar 22 persen dibanding periode yang sama Lebaran tahun sebelumnya. Pada Lebaran 2014 tercatat hanya 58.766 penumpang," katanya di Purwokerto, Jawa Tengah, Kamis."Penurunan volume penumpang KA Prameks itu disebabkan perbedaan jenis kereta yang digunakan," katanya."Jumlah penumpang yang diberangkatkan dari Stasiun Bumiayu pada masa angkutan Lebaran 2015 sebanyak 5.690 orang sedangkan pada tahun 2014 hanya 2.672 orang. Sementara penumpang yang diberangkatkan dari Stasiun Slawi selama angkutan Lebaran 2015 mencapai 6.021 orang sedangkan tahun 2014 hanya 2.595 orang," jelasnya.Sementara untuk volume penumpang KA jarak jauh yang diberangkatkan dari seluruh stasiun di wilayah PT KAI Daop 5 pada periode yang sama, kata dia, mencapai 203.573 orang atau naik 1 persen dari masa angkutan Lebaran 2014 yang berjumlah 201.299 penumpang.Akan tetapi untuk penumpang KA Lokal Prameks, lanjut dia, pada masa angkutan Lebaran 2015 turun 13 persen dari masa angkutan Lebaran 2014.

Menurut dia, volume penumpang KA Prameks pada masa angkutan Lebaran 2015 hanya sebesar 19.787 orang sedangkan lebaran tahun 2014 mencapai 22.785 orang.


Ia mengatakan bahwa pada Lebaran 2014, KA Prameks masih menggunakan rangkaian lama (non-AC) yang berkapasitas 800 penumpang sedangkan pada masa angkutan Lebaran 2015 telah menggunakan rangkaian kereta rel diesel elektrik (KRDE) baru yang dilengkapi penyejuk udara (AC) namun kapasitasnya hanya 450 penumpang.

Lebih lanjut, Surono mengatakan bahwa selain Stasiun Purwokerto, ada dua stasiun lain di wilayah PT KAI Daop 5 yang mengalami lonjakan pemberangkatan penumpang selama masa angkutan Lebaran 2015, yakni Bumiayu yang sebesar 113 persen dan Slawi yang mencapai 132 persen.


Menurut dia, peningkatan volume penumpang yang diberangkatkan dari Stasiun Purwokerto, Bumiayu, dan Slawi disumbang oleh KA Kamandaka jurusan Purwokerto-Semarang yang rata-rata mencapai 2.200 orang per hari.

Dalam hal ini, kata dia, KA Kamandaka yang semula hanya satu kali perjalanan Purwokerto-Semarang pergi pulang, pada Lebaran 2015 telah tiga kali pergi pulang dan setiap pemberangkatan membawa tujuh gerbong penumpang dengan kapasitas 740 orang.
--

Rimanews - Volume penumpang kereta api pada arus balik H2+1 Lebaran 2015 yang berangkat dari wilayah PT Kereta Api Daerah Operasi 5 Purwokerto menurun, kata Manajer Komunikasi Perusahaan PT KAI Daop 5 Purwokerto Surono.

dari Stasiun Kebumen mencapai 1.573 orang sedangkan tahun sebelumnya hanya 1.370 orang dan Stasiun Gombong mencapai 1.303 orang atau meningkat dari H2+1 Lebaran 2014 yang sebanyak 1.234 orang.

"Stasiun-stasiun yang mengalami penurunan volume penumpang arus balik pada H2+1 Lebaran 2015 di antaranya Stasiun Kutoarjo dan Stasiun Kroya," katanya.
"Volume penumpang arus balik pada H2 Lebaran atau hari Sabtu (18/07/2015) di Stasiun Besar Purwokerto mencapai 4.537 orang sedangkan di Stasiun Kutoarjo sebanyak 3.726 orang," katanya.

Ia mengatakan bahwa volume penumpang arus balik dari Stasiun Kutoarjo pada H2+1 Lebaran 2014 mencapai 6.615 orang sedangkan pada tahun 2015 hanya 4.538 orang.

Sementara di Stasiun Kroya, kata dia, volume penumpang arus balik pada H2+1 Lebaran 2014 mencapai 1.576 orang sedangkan pada tahun 2015 hanya 1.274 orang.


Ia memperkirakan puncak arus balik di Stasiun Besar Purwokerto akan berlangsung pada H2+8 atau hari Minggu (26/07/2015) dengan volume penumpang mencapai kisaran 5.500 orang.